28 Apr Tips Investasi Aman Bagi Milenial Saat Wabah Corona
Kondisi virus corona yang belum kunjung selesai di berbagai negara membuat situasi perekonomian kian mengkhawatirkan. Sudah banyak negara yang melakukan lockdown, di mana seluruh akses ke luar dan masuk negara dibatasi. Hal ini tentu berimbas pada sektor pekerjaan yang mengharuskan adanya mobilitas. Dampaknya, investor menarik modal dan mengubah strategi investasi yang awalnya agresif menjadi menghindari risiko. Milenial seperti kamu pun harus tahu seperti apa tips investasi aman saat darurat wabah seperti sekarang.
Sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko
Tips investasi aman yang harus kamu pegang teguh di kondisi apa pun adalah “sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko.” Kalau memang profil risikomu konservatif alias cenderung menghindari risiko, jangan pilih instrumen dengan risiko yang besar. Investasi dengan risiko besar cocok untuk investor dengan profil risiko agresif. Kalau kamu tipe konservatif, tapi memilih instrumen agresif, maka kemungkinan besar kamu tidak akan kuat menghadapi risiko tinggi yang pasti bakal muncul.
Review portofolio kamu
Sebagian dari kamu pasti sudah ada yang memiliki investasi di saham. Untuk saat ini, yang bisa kamu lakukan dengan investasi saham adalah sering melakukan review portofolio dan mengatur ulang. Pantau terus seperti apa pergerakan IHSG dan sentimen negatif virus corona ini. Kalau misal ada kemungkinan sentimen negatif terus terjadi, jangan biarkan portofolio investasimu memerah dengan aset yang merosot tajam. Hal ini pasti akan berakibat buruk di kemudian hari. Lebih baik seimbangkan portofolio dengan mengalihkan beberapa ke investasi reksadana pasar uang.
Atur ulang aset yang sudah dimiliki
Masih berhubungan dengan review portofolio, kalau memang ada risiko nilai aset saham turun tajam, kamu harus segera alihkan beberapa ke investasi lainnya yang kinerjanya cenderung stabil di tengah sentimen negatif virus corona. Saat ini, investasi yang cenderung stabil dan bisa dijadikan opsi pengalihan sementara aset saham adalah investasi reksadana pasar uang. Reksadana ini berinvestasi pada instrumen jangka pendek rendah risiko, seperti deposito dan obligasi jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Instrumen jangka pendek ini dinilai sangat likuid,dan risikonya rendah. Kamu bisa alihkan aset saham sementara ke reksadana pasar uang untuk menghindari risiko lebih tajam. Meski memang, imbal hasil reksadana pasar uang tidak sebesar saham, setidaknya asetmu tidak berisiko. Anggap saja kamu sedang menyeimbangkan portofolio dan menghindari risiko lebih besar, bukan cari cuan.
Pantau terus perkembangan pasar
Banyak investor milenial, entah yang sudah lama berinvestasi maupun pemula, malas memantau perkembangan pasar dan menyerahkan begitu saja modal investasinya. Memang, sih, ada manajer investasi yang membantu mengelola portofolio aset investasi, namun keputusan penting dan strategi investasi sepenuhnya jadi tanggung jawabmu. Manajer investasi hanya membantu mengelola dan bukan menjadi pengganti dalam mengurus investasi. Ada baiknya kamu rajin memantau perkembangan pasar, terlebih di situasi fluktuatif akibat virus corona.
Jangan berhenti, terus investasi
Fluktuasi pasar dan sentimen negatif sudah seharusnya tidak menghentikanmu dari berinvestasi. Hal seperti ini mestinya sudah kamu sadari karena reksadana bukan investasi yang menawarkan imbal hasil pasti seperti deposito. Sudah pasti ada saat di mana reksadana ini fluktuatif akibat perubahan di pasar. Daripada langsung takut dan mencairkan semua aset investasi, lebih baik kamu terus menambah nilai investasi. Anggap saja beli saat harganya turun pada aset dengan fundamental baik.
Pastikan juga, saat investasi reksadana, kamu tidak tergoda imbal hasil besar atau investasi pada instrumen yang tidak jelas. Sebab, hal tersebut akan merugikanmu. Tips investasi aman adalah selalu melihat legalitas, izin operasional, track record, dan juga jumlah dana kelolaan. Untuk investasi reksadana pasar uang yang sudah pasti aman dan berizin, pakai Xsaver dari PT Xdana Investa Indonesia!