
30 Apr Saham Terjun Bebas, Investasi Reksadana Pasar Uang Stabil
Melansir dari situs berita Kontan, persebaran virus corona atau COVID-19 yang kini menjadi isu kesehatan global dunia telah memengaruhi banyak sektor, termasuk pasar investasi. Diketahui, sepanjang Februari 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun 8.20%. Tentu saja, merosotnya IHSG ini memengaruhi nilai kinerja reksadana. Meski demikian, tidak semua reksadana terdampak pandemi virus corona. Buktinya, reksadana pasar uang stabil dengan keuntungan yang relatif aman.
Reksadana saham menjadi yang paling terdampak
Merosotnya IHSG yang dilansir oleh situs berita Kontan, sangat berdampak pada reksadana saham. Sepanjang bulan Februari 2020, reksadana saham mengalami kemunduran keuntungan atau return 7.23%. Anjloknya nilai keuntungan reksadana saham ini dinilai murni karena pandemi virus corona yang tengah melanda hampir seluruh negara di dunia. Lockdown dan penghentian sementara aktivitas menjadi penyebab mengapa saham nilainya merosot.
Hal yang sama terjadi pada reksadana campuran, di mana nilai rata-rata kinerjanya ikut menurun. Sepanjang Februari 2020, tercatat reksadana campuran minus 3.71%. Tentu ini bukan suatu kabar baik bagi para investor, di mana nilai investasi mereka terancam mengalami penurunan dan kerugian. Namun, namanya saja wabah, siapa yang bisa menebak, bukan?
Begitu juga dengan reksadana pendapatan tetap
Sama seperti dua reksadana sebelumnya, reksadana pendapatan tetap juga mengalami imbas negatif dari persebaran virus corona. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan kondisi yang biasanya terjadi, di mana reksadana pendapatan tetap relatif bisa mencatat kinerja positif di antara yang lainnya.
Di tengah kekhawatiran wabah, reksadana pendapatan tetap hanya tumbuh tipis, dengan naik hanya 0.13%. Hal ini terjadi karena selain wabah, nilai reksadana pendapatan tetap juga cenderung tidak bagus karena banyaknya aksi jual oleh asing pada Surat Utang Negara atau SUN.
Sebaliknya, reksadana pasar uang stabil di tengah wabah
Hal yang mengejutkan justru terjadi di pasar uang. Reksadana pasar uang stabil, dengan keuntungan yang relatif masih aman di tengah wabah yang memengaruhi banyak sektor kehidupan masyarakat. Pasar uang mencatat pertumbuhan yang ciamik selama Februari 2020, dengan nilai pertumbuhan rata-rata 0.41% secara bulanan. Dibanding dengan tiga reksadana yang lain, kenaikan pertumbuhan pasar adalah yang tertinggi.
Hal ini terjadi bukan tanpa sebab. Reksadana pasar uang yang memang lebih berfokus pada keamanan dan likuiditas, membuktikan dirinya adalah pilihan investasi tepat di tengah wabah. Saat reksadana yang lain cenderung terpengaruhi kinerjanya akibat virus, pasar uang cenderung relatif tetap stabil dengan memberikan jaminan keamanan pada investornya. Nilai pertumbuhan investasi reksadana pasar uang berada di angka 0.40%-0.50%, yang terjadi karena tren deposit positif akhir-akhir ini cukup baik.
Proyeksi keuntungan diprediksi relatif naik
Menariknya lagi, tren positif reksadana pasar uang stabil ini diprediksi akan terus berlangsung hingga akhir tahun nanti. Menurut perhitungan prediksi, pertumbuhan reksadana pasar uang hingga 2020 berakhir mencapai 4%-4.5%. Ini sebuah kabar gembira bagi investor pemula yang berencana belajar investasi. Nilainya akan cenderung stabil dan naik, sehingga keuntungan tetap bisa diraih investor. Di samping nilai keuntungan, keunggulan pasar uang yang menjadi reksadana paling likuid juga menjadi jaminan aman investor pemula.
Reksadana pasar uang stabil di tengah wabah yang memengaruhi hampir semua sektor kehidupan, memberikan secercah harap bahwa ada hal positif di saat kesulitan melanda. Reksadana ini adalah pilihan tepat bagi investor yang ingin menyeimbangkan portofolio atau menjaga nilai keuntungan dengan menaruh beberapa investasi ke pasar uang. Bagi investor pemula, risiko yang minim dari pasar uang bisa menjadi pertimbangan utama untuk kamu belajar investasi dari sekarang!