
28 Apr Relatif Stabil, Reksadana Pasar Uang Jadi Alternatif Investasi Saat IHSG Anjlok
Imbas virus corona yang kini melanda hampir semua negara di dunia, termasuk Iran, Italian, Amerika Serikat, dan juga Indonesia sendiri, membuat perekonomian dan pasar saham terguncang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menurun hingga 5%, membuat perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) harus dibekukan sementara atau trading halt. Ini dilakukan demi menekan fluktuasi agar tidak semakin buruk. Menariknya, reksadana pasar uang justru cenderung stabil, dan malah menjadi alternatif investasi saat IHSG anjlok.
Mengapa IHSG bisa sangat anjlok
Melansir dari situs Kompas, sebenarnya ada tiga sebab mengapa harga IHSG bisa sangat turun, dari yang biasanya di angka 6.000 kini di kisaran 4.948 year to date. Penyebab yang pertama adalah virus corona. Wabah yang mulanya muncul di Wuhan, Cina sekarang sudah diumumkan menjadi pandemi global oleh WHO. Virus corona menjadi sentimen negatif yang terus menekan kinerja ekonomi global sejak awal tahun. Pembatasan aktivitas di berbagai negara, beberapa bahkan menerapkan lockdown, disinyalir menjadi penyebab ekonomi makin terpuruk.
Di samping corona, penyebab yang kedua adalah perang harga minyak dunia antara Arab Saudi dan Rusia, yang menyebabkan ketidakpastian terhadap perekonomian global. Saat ini, harga minyak sudah menyentuh 30 dollar AS per barrel. Penyebab yang ketiga adalah keputusan The Fed yang menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin untuk memberikan stimulus ekonomi global, yang sayangnya belum berhasil.
Mengapa reksadana pasar uang cenderung stabil?
Reksadana pasar uang adalah salah satu jenis investasi yang berisi safe deposit dan obligasi jangka pendek saja, dengan kurun waktu kurang dari satu tahun. Kedua jenis instrumen investasi dalam reksadana pasar uang ini memiliki gejolak harga atau volatilitas yang relatif lebih kecil daripada saham dan obligasi jangka pendek. Risiko perubahan harga akibat fluktuasi pasar pun cenderung lebih kecil pula.
Akibatnya, harga dan kinerja reksadana pasar uang ini cenderung lebih stabil daripada instrumen investasi lain, seperti saham. Reksadana pasar uang ini juga lebih defensif akan isu yang tengah terjadi di pasar. Hal ini membuatnya jadi alternatif investasi saat IHSG anjlok.
Bagaimana reksadana pasar uang jadi alternatif investasi saat IHSG anjlok
Kinerja reksadana pasar uang yang cenderung stabil dan risiko volatilitas yang lebih minim daripada saham, menjadikan pasar uang sebagai alternatif investasi saat IHSG anjlok. Demi menekan risiko lebih besar di investasi saham, kamu bisa tempatkan modal investasi sementara waktu di sektor pasar uang. Apalagi kalau rencana investasimu jangka pendek, jauh lebih aman di pasar uang daripada saham yang sifatnya jangka panjang.
Reksadana pasar uang juga relatif lebih menguntungkan daripada deposito. Sebab, meski bunga deposito besar, nominal ini belum dipotong pajak 20%. Sementara, reksadana pasar uang adalah instrumen bebas pajak yang keuntungannya bersih kamu terima. Reksadana pasar uang juga memiliki likuiditas atau tingkat pencairan yang tinggi. Subscription dan redemption juga dilakukan tanpa biaya apapun dan bisa dilakukan kapan pun. Cocok untuk investor pemula dengan modal terbatas.
Sekarang, kalau kamu mau investasi di sektor pasar uang sebagai alternatif investasi saat IHSG anjlok, bisa pakai aplikasi investasi online, Xsaver. Cukup download Xsaver di Google PlayStore maupun App Store, install di smartphone, lalu mulai investasi dengan Rp50 ribu saja! Xsaver bekerja sama dengan Mandiri Manajer Investasi dan reksadana Mandiri Investa Pasar Uang.