28 Mei Pandemi Corona, Investasi Reksadana Pasar Uang Positif
Pandemi corona telah membuat pasar investasi jadi tertekan, tapi tidak begitu halnya dengan investasi reksadana pasar uang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkena dampak yang bisa dibilang paling signifikan. Dari yang awalnya sempat menyentuh angka 6.000-an pada Januari 2020, kini IHSG harus bertengger di angka 4.000-an. Hal ini pun memengaruhi bursa saham dan investasi berbasis saham seperti reksadana saham dan reksadana campuran. Ketidakpastian ekonomi membuat performa IHSG juga jadi sulit diprediksi.
Walaupun begitu, tidak semua investasi ternyata mengalami penurunan. Ada satu jenis investasi yang performanya masih relatif stabil, yaitu reksadana pasar uang. Bahkan beberapa pakar menyebutkan bahwa proyeksi investasi satu ini tetap positif hingga akhir tahun 2020 nanti.
Masih bisa tumbuh secara bulanan
Dilansir dari situs Kontan, para Manajer Investasi (MI) merasa cukup optimis bahwa reksadana pasar uang memiliki prospek yang cukup baik hingga akhir tahun 2020 nanti. Proyeksi ini bukannya tanpa alasan, Xultan. Menurut data dari Infovesta, indeks reksadana pasar uang 9 Money Market Fund Index merupakan satu-satunya reksadana yang mencatat performa positif. Angka pertumbuhannya mencapai 1,20% sepanjang tahun berjalan atau sekitar 0,41% secara bulanan. FYI, Infovesta merupakan perusahaan pusat informasi investasi.
Di samping itu, kemungkinan faktor lain yang juga diprediksi dapat meningkatkan peluang performa reksadana pasar uang adalah switching. Hal ini merujuk pada para investor yang melakukan switching dari investasi reksadana saham dan/atau reksadana campuran ke reksadana pasar uang.
Fokusnya bukan untuk mencari return
Beberapa dari kamu mungkin bertanya-tanya: reksadana pasar uang menawarkan keuntungan yang relatif lebih kecil dari saham, jadi kenapa kamu justru harus berpindah investasi?
Well, sebetulnya kamu tidak harus benar-benar memindahkan semua uang kamu dari investasi saham ke reksadana pasar uang. Bagaimanapun juga, saham merupakan investasi jangka panjang sehingga sebaiknya kamu mengambil langkah wait and see hingga kondisi membaik. Sementara itu, fokus reksadana pasar uang memang bukan pada return, tetapi stabilitas dan likuiditas. Karena fluktuasinya rendah, maka reksadana pasar uang mampu menawarkan investasi jangka pendek dengan performa relatif stabil.
Walaupun begitu, bukannya reksadana pasar uang bebas 100% dari risiko, ya. Potensi risiko tetap ada walaupun cenderung minim alias tidak sebesar saham. Salah satunya adalah risiko gagal bayar pada instrumen surat utang berjangka waktu setahun. Perlu kamu ketahui bahwa surat utang berjangka waktu setahun memang termasuk salah satu jenis instrumen pasar uang. Nah, untuk menghindari risiko tersebut, MI pun melakukan diversifikasi ke berbagai instrumen pasar pasar uang sekaligus.
Proyeksi imbal hasil lebih dari 5% pada akhir tahun
Sebelumnya telah disebutkan bahwa proyeksi reksadana pasar uang diprediksi positif hingga akhir tahun 2020 nanti. Namun, berapa kira-kira persentase imbal hasilnya?
Kalau menurut Head of Investment Research dari Infovesta, Wawan Hendrayana, seperti yang disampaikan kepada situs Kontan, pertumbuhan reksadana pasar uang hingga akhir tahun nanti akan mencapai angka 4% sampai 4,5%. Dalam beberapa waktu belakangan ini, pertumbuhan reksadana pasar uang memang tercatat cukup konsisten pada angka 0,40% sampai 0,50%. Hal ini mengacu pada tren deposit yang saat ini sedang cukup baik. Di samping itu, ada pula yang memprediksi bahwa imbal hasilnya sendiri akan berada di kisaran angka 5,3% sampai 6,4%.
Lalu, di mana kamu bisa melakukan reksadana pasar uang. Tidak perlu keluar rumah, kamu cuma perlu download aplikasi Xsaver dari Google PlayStore atau App Store. Xsaver merupakan aplikasi reksadana pasar uang yang dilengkapi berbagai fitur penunjang investasi, mulai dari top up, prospektus reksadana, bahkan hingga pencairan investasi. Buruan download untuk merasakan kemudahan berinvestasi reksadana pasar uang pakai Xsaver!