11 Des Instrumen Investasi; Kesalahan yang Sering Dilakukan Pemula
Investasi kini bukan lagi menjadi pilihan tapi lebih menjadi sebuah kewajiban. Ini karena tingkat inflasi di Indonesia yang cukup tinggi, sekitar 3%-5% per tahunnya. Tentu saja, inflasi akan sangat memengaruhi harga barang. Kalau kamu tidak bersiap dengan investasi, sudah pasti akan mengalami kesulitan untuk pengaturan keuangan.
Nah, dalam berinvestasi pun, kamu jangan sampai salah pilih instrumen investasi. Memilih instrumen investasi yang tepat adalah penting karena akan menyesuaikan dengan yang kamu butuhkan di masa depan. Begitu juga dengan risiko investasi pada instrumen tertentu. Kalau kamu termasuk pemula dan belum bahan tentang instrumen yang harus dipilih, simak kesalahan yang harus kamu hindari berikut ini.
Belum memahami dan menentukan tujuan investasi
Seringnya, investor pemula memulai investasi tanpa tujuan pasti yang sudah ditentukan. Mungkin saja, ia berinvestasi karena melihat teman atau keluarganya sukses dengan investasinya. Sehingga, terpikir berinvestasi karena mengharap keberhasilan yang sama.
Padahal, investasi karena ingin kesuksesan yang diraih oleh investor lain, adalah cara yang salah untuk memulai. Ibarat memilih pekerjaan, kamu hanya ikut orang yang sudah sukses dalam bidang tersebut. Nyatanya, setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam hal pekerjaan.
Oleh sebab itu, tentukanlah terlebih dahulu apa tujuan dari investasimu. Apakah untuk persiapan biaya sekolah anak, simpanan masa pensiun, atau untuk hiburan. Dengan menentukan tujuan, kamu akan lebih tepat memilih instrumen investasi.
Tidak mempertimbangkan jangka waktu instrumen investasi
Sering kali juga, investor pemula hanya ingin keuntungan dalam waktu singkat. Tergiur dengan return atau keuntungan yang tinggi, kamu berharap bisa mendapatkan keuntungan investasi dalam jumlah banyak, dalam waktu singkat. Padahal, investasi adalah modal yang ditanam untuk jangka panjang.
Instrumen paling minim risiko pun, reksadana, tidak akan memberikan keuntungan yang besar dalam jangka waktu singkat. Jangankan beberapa bulan, beberapa tahun saja mungkin kamu akan mengalami naik turun nilai investasi.
Jadi, pertimbangkan dengan baik jangka waktu investasimu. Jangan memulai di saat yang sudah kritis, di mana dana sudah sangat dibutuhkan. Jika saat ini kamu masih usia awal 20-an persiapkan investasi untuk modal sekolah anak. Dengan begitu, kamu bisa berinvestasi untuk masa pensiun setelahnya.
Memilih instrumen investasi tidak sesuai profil risiko
Apa itu profil risiko? Investor pemula mungkin belum terlalu paham dengan istilah yang satu ini. Gampangnya, profil risiko adalah tingkat risiko kerugian yang bisa kamu terima ketika nilai investasimu turun. Investasi bisa rugi? Tentu saja, karena pasar modal selalu berubah alias fluktuatif sehingga nilai investasi bisa naik dan turun.
Memilih instrumen investasi sesuai profil risiko menjadi penting karena dengan hal ini kamu bisa tahu seberapa tahan kamu menghadapi penurunan dan instrumen apa yang cocok. Misalnya, kamu termasuk investor dengan profil risiko konservatif. Maka, instrumen investasi yang cocok untukmu adalah reksadana yang memang minim risiko. Kalau profil risikomu agresif, cocok untuk instrumen saham yang memang tinggi risiko.
Tidak diversifikasi instrumen investasi
Kesalahan lain dalam hal memilih instrumen investasi dan investasi pada umumnya adalah kamu tidak diversifikasi, atau menempatkan investasi pada instrumen yang berbeda. Tentu saja, kalau kamu hanya menempatkan investasi di satu instrumen, maka risiko kerugian akan semakin besar (meski tingkat keuntungan juga tinggi).
Contohnya saja, kamu hanya investasi di peer to peer lending (P2P) dengan satu peminjam saja. Ada risiko yang riskan di mana peminjam mengalami kerugian dan kamu kehilangan seluruh investasi. Berbeda jika kamu diversifikasi dengan menempatkan investasi di P2P dan reksadana. Tingkat risiko kerugian bisa ditekan dan kamu bisa terhindar dari kehilangan seluruh modal investasi.
Sekarang, kamu sudah lebih siap bukan, memilih instrumen investasi yang tepat? Kalau masih bingung bagaimana cara memulai atau bagaimana mengetahui profil risiko, kamu bisa download aplikasi investasi reksadana Xsaver.
Xsaver sudah memiliki manajer investasi yang akan membantumu menentukan jangka waktu investasi dan menemukan apa profil risikomu. Setelah itu, kamu bisa investasi dengan hanya Rp50.000 saja. Mudah, kan? Yuk, download sekarang juga!
Photo credit: Freepik