11 Des Kenali 6 Kemungkinan Risiko Investasi Reksadana
Sama seperti instrumen investasi lainnya, reksadana juga menyimpan risiko investasi yang perlu kamu waspadai. Meskipun risikonya cukup minim dibandingkan dengan instrumen lainnya, sebagai investor pemula kamu tentu harus mempelajarinya dengan baik. Mengetahui risiko investasi sejak dini akan sangat membantu kamu untuk terbebas dari rasa khawatir dan mengelola dengan bijak sehingga mendapatkan return atau hasil yang optimal.
Berikut ini akan dijabarkan 6 kemungkinan risiko investasi reksadana untuk diminimalkan agar tidak menimbulkan kerugian finansial dalam jumlah besar. Apa saja?
Return investasi yang tidak pasti
Jika kamu beranggapan instrumen reksadana memiliki cara kerja yang sama dengan tabungan atau deposito, maka sudah jelas anggapan tersebut salah besar. Jika pada tabungan atau deposito kamu sudah bisa mengetahui dengan pasti jumlah keuntungan yang akan diperoleh, maka hal tersebut tidak didapatkan pada investasi reksadana. Pada instrumen ini kamu bisa mendapatkan keuntungan atau justru merugi. Oleh karena itu, pastikan kamu memilih Manajer Investasi yang berpengalaman dan terbukti mampu mengelola dana investasi dari investor dengan baik.
Tanpa jaminan pemerintah
Meskipun perusahaan penyedia produk reksadana telah terdaftar dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan, bukan berarti seluruh risiko investasi akan ditanggung oleh pemerintah. Sebaliknya, tidak ada perlindungan terkait kerugian finansial yang diperoleh investor ketika memilih instrumen investasi ini. Sebagai langkah pencegahan, sebaiknya kamu melakukan diversifikasi atau tidak meletakkan seluruh dana investasi pada instrumen reksadana, tetapi menyebarkan pada instrumen investasi yang berbeda.
Tidak memiliki proteksi asuransi
Ketika kamu membeli polis asuransi, mungkin produk investasi reksadana akan disertakan. Namun, sebaliknya jika kamu menyetorkan dana investasi reksadana langsung melalui Manajer Investasi, maka tidak ada proteksi asuransi yang diberikan kepada kamu. Artinya, ketika kamu mengalami musibah, maka tidak ada pihak lain yang bisa menggantikan atau melanjutkan investasi yang kamu lakukan. Ini menjadi salah satu risiko investasi reksadana yang jarang dipertimbangkan terutama bagi investor pemula.
Berdasarkan inisiatif diri sendiri
Selanjutnya, risiko investasi reksadana yang juga harus dipahami oleh pemula adalah seluruh aktivitas investasi berdasarkan inisiatif diri sendiri. Kondisi ini berarti kamu harus disiplin dalam menyetorkan dana investasi, karena tidak ada pihak yang akan mengingatkan. Jika investor lupa, maka momentum menguntungkan juga akan terlewatkan begitu saja. Beruntung saat ini ada program autodebet yang disediakan oleh beberapa bank, sehingga setiap bulan secara otomatis dana di tabungan dialokasikan ke instrumen reksadana yang sudah dipilih.
Perusahaan penyedia produk bisa dibubarkan
Perlu diketahui jika perusahaan penyedia produk reksadana memiliki nilai aktiva bersih kurang dari Rp25 miliar selama 90 hari bursa berturut-turut, maka Manajer Investasi secara otomatis akan melakukan pembubaran dan likuidasi. Di samping itu, apabila perusahaan melakukan pelanggaran maka OJK berhak memerintahkan pembubaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang barlaku. Dari risiko investasi ini, sebaiknya investor selalu memperhatikan data terkait nilai aktiva bersih serta memilih perusahaan reksadana yang kinerjanya baik.
Risiko likuiditas
Umumnya, proses pencairan atau likuiditas dana investasi pada instrumen reksadana bisa dilakukan dalam kurun waktu 3 hari kerja. Namun, pada beberapa kasus terdapat risiko likuiditas yang harus siap dihadapi oleh investor. Misalnya, ketika seluruh investor memutuskan untuk melakukan penjualan reksadana, sementara Manajer Investasi gagal menyediakan dana. Maka dalam kondisi ini pencairan dana tidak bisa dilakukan dalam 3 hari. Untuk mencegah kejadian ini, pastikan bahwa asset bersih yang dikelola Manajer Investasi dalam jumlah besar.
Risiko investasi reksadana memang terbilang cukup kecil dibandingkan dengan saham. Namun sebagai investor kamu tetap harus memahami risiko tersebut agar bisa menyiapkan solusi yang tepat. Untuk memulai reksadana, percayakan pada Xdana. Xdana merupakan perusahaan aplikasi investasi reksadana yang sudah beroperasi sejak tahun 2015. Berinvestasi di Xdana memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi investor karena bisa dipantau dengan mudah kapan saja dan dari mana saja melalui smartphone.