fbpx

IHSG Masih Terkoreksi, Reksadana Pasar Uang Justru Tumbuh

IHSG Masih Terkoreksi, Reksadana Pasar Uang Justru Tumbuh

IHSG Masih Terkoreksi, Reksadana Pasar Uang Justru Tumbuh

Performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memerah selama beberapa minggu belakangan ini akibat meluasnya wabah corona di Indonesia. Banyak saham yang mengalami koreksi sehingga berdampak pada berbagai investasi berbasis saham, seperti reksadana saham dan reksadana campuran. FYI, “koreksi” merupakan istilah yang digunakan di dunia bursa saham untuk menggambarkan penurunan atau anjlok. Nah, dengan IHSG yang mengalami koreksi, apakah ini artinya pasar investasi di Indonesia benar-benar “gelap”?

Tentu tidak begitu, Xultan. Ingat, ada banyak jenis investasi yang tersedia, bukan cuma yang berbasis saham. Contohnya, reksadana pasar uang justru tumbuh di tengah kondisi IHSG yang masih terkoreksi. Bahkan proyeksi investasi reksadana pasar uang masih diprediksi cukup positif hingga akhir tahun 2020 nanti.

IHSG masih memerah pada pertengahan Mei 2020

IHSG masih memerah pada pertengahan Mei 2020

Per pertengahan Mei 2020, tepatnya pada perdagangan tanggal 18 Mei 2020, IHSG tercatat mengalami koreksi sebesar 0,26% ke level 4.496,405. Menurut data dari situs Kontan, ada 115 saham turun, 120 saham naik, dan 146 saham stagnan. Sementara itu, ada total volume sekitar 603 juta saham dengan nilai transaksi sebesar kurang lebih Rp588 miliar. Bahkan ternyata IHSG terkoreksi ini sudah terjadi sejak pekan-pekan sebelumnya. Misalnya, pada periode pekan 20-24 April 2020, IHSG terkoreksi hingga 2,99%.

Salah satu faktor IHSG yang terkoreksi disebabkan oleh lima dari sepuluh indeks sektoral yang memiliki performa agak berat. Dengan persentase 1,13%, industri dasar mengalami penurunan paling dalam. Di sisi lain, sektor yang paling tinggi penguatannya adalah aneka industri, dengan persentase 1,03%.

Reksadana berbasis saham ikut kena dampaknya

Seperti yang disebutkan sebelumnya, terkoreksinya IHSG juga berdampak pada reksadana berbasis saham, seperti reksadana saham dan reksadana campuran. Masih pada periode pekan 20-24 April 2020 lalu, reksadana saham anjlok hingga 2,84%, menjadikannya reksadana yang paling terkena imbas terkoreksinya IHSG. Kinerja reksadana campuran pun tidak jauh berbeda, mengalami koreksi hingga 1,39%. 

Menariknya, tidak semua jenis reksadana mengalami penurunan kinerja. Reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang justru tumbuh. Bahkan sukses mencatatkan kinerja yang dinilai cukup memuaskan.

Pertumbuhan reksadana pasar uang tercatat positif

Pertumbuhan reksadana pasar uang tercatat positif

Pada pekan yang sama, kala reksadana saham dan reksadana campuran mengalami penurunan, reksadana pasar uang justru tumbuh sebanyak 0,10%. Serupa dengan hal tersebut, reksadana pendapatan tetap juga memiliki rapor hijau. Bagi yang belum tahu, reksadana pendapatan tetap menempatkan sebagian besar dana investor pada obligasi atau surat utang. Nah, obligasi pemerintah berhasil tumbuh hingga 0,46%, sedangkan pertumbuhan obligasi korporasi sebesar 0,09%.

Melihat situasi tersebut, wajar kalau akhirnya reksadana pasar uang diprediksi akan tetap tumbuh dengan positif hingga akhir tahun 2020 nanti. Proyeksi pertumbuhan diprediksi mencapai 0,41% secara bulanan. Sementara itu, imbal hasil reksadana pasar uang diperkirakan dapat mencapai angka 5,3% sampai 6,4%.

 

Mengingat kinerja reksadana pasar uang justru tumbuh di tengah IHSG yang masih terkoreksi akibat wabah corona, hal tersebut menunjukkan bahwa reksadana pasar uang memiliki performa yang relatif stabil. Pilihlah sebagai investasi untuk masa darurat seperti ini. Tidak perlu pergi ke kantor investasi reksadana, kamu bisa berinvestasi reksadana pasar uang dengan menggunakan aplikasi seperti Xsaver.

Aplikasi buatan PT Xdana Investa Indonesia (Xdana) ini menawarkan produk reksadana Mandiri Investa Pasar Uang, dengan Mandiri Manajemen Investasi sebagai Manajer Investasi (MI) dan Citibank sebagai bank kustodian. Download sekarang juga dari Google PlayStore atau AppStore kamu!