28 Apr Bagaimana Dampak Corona Terhadap Perekonomian Negara?
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, dalam video conference hari Jumat tanggal 17 April 2020, menyampaikan bagaimana dampak corona terhadap perekonomian. Seperti yang dilansir dari situs Liputan 6, Sri Mulyani mengatakan bahwa dampak corona yang sudah menjadi pandemi global ini membuat banyak sektor terpuruk. Tidak hanya sektor pariwisata dan penerbangan, tapi juga perhotelan, restoran, serta banyak sektor formal informal lainnya.
Dampak terhadap sektor pariwisata dan usaha terkait
Dampak dari anjuran physical distancing dan instruksi untuk di rumah saja adalah penurunan jumlah turis dan penerbangan dari dan ke luar negeri. Penerbangan dalam negeri banyak yang dibatalkan. Bandara sepi, hotel dan restoran pun tidak mendapat pengunjung. Masih melansir dari Liputan 6, penerbangan di lima belas bandara di Indonesia sudah banyak yang dibatalkan. Angka turis terus menurun, dan kerugian yang ditimbulkan mencapai ratusan miliar.
Sementara itu, sektor perhotelan dan restoran juga merasakan dampak langsung dari adanya wabah corona. Jumlah tamu hotel menurun drastis, bahkan tamu dari dalam negeri. Restoran pun banyak yang memilih untuk tutup karena penjualan menurun. Beberapa ada yang buka dan hanya melayani delivery atau take away order. Setidaknya, dua sektor ini sudah mengalami 50% penurunan okupansi.
Dampak terhadap sektor manufaktur
Sama halnya dengan sektor pariwisata, dampak corona terhadap perekonomian juga dirasakan sektor manufaktur. Kalau biasanya manufaktur menggenjot industri menjelang Ramadan karena corona, manufaktur malah harus menurunkan produksi. Impor bahan baku untuk proses produksi juga tersendat karena banyak pengiriman yang dibatalkan.
Hasilnya, banyak karyawan harian yang diliburkan. Beberapa ada yang diminta untuk libur bergantian. Paling parah, ada yang dirumahkan sepenuhnya dengan separuh pesangon atau tanpa pesangon sama sekali. Karyawan ini pun pada akhirnya harus mencari pekerjaan lain untuk tetap bertahan hidup.
Dampak terhadap UMKM
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga jadi salah satu yang merasakan dampak corona terhadap perekonomian. Mereka mengaku kehilangan pelanggan, hingga mencapai 50% lebih, yang diakibatkan oleh adanya anjuran physical distancing dan di rumah saja. Hal ini menyebabkan penjualan menurun karena tidak ada masyarakat yang ke luar rumah untuk berbelanja.
Ujungnya, UMKM mengalami kesulitan membayar biaya produksi dan operasional secara keseluruhan. Mereka kesusahan memberikan gaji pegawai dan juga THR menjelang hari raya Idulfitri. Banyak yang merugi karena keuntungan tidak menutup biaya produksi. Akhirnya, beberapa ada yang memutuskan untuk mengurangi produksi dan juga mengurangi jumlah pegawai.
Dampak terhadap IHSG
Imbas dari virus corona yang menjadi pandemi bagi seluruh negara di dunia, sangat terlihat pula di sektor pasar saham. Beberapa kali Bursa Efek Indonesia (BEI) harus melakukan trading halt atau pembekuan sementara perdagangan, disebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok sampai 5%. Pada bulan Maret saja, BEI sudah melakukan trading halt sebanyak lima kali.
Meski sempat kembali menguat di awal April, sayangnya IHSG kembali menurun beberapa hari setelahnya. Diperkirakan, fluktuasi ini akan terus terjadi sampai wabah virus corona berakhir. Investor disarankan untuk terus memantau portofolio dan pergerakan pasar agar investasi tidak menimbulkan risiko yang besar. Untuk sementara waktu, fokus pada menekan risiko dan bukan meningkatkan keuntungan.
Kalau kamu salah satu investor yang saat ini cemas dengan dampak corona terhadap perekonomian, maka reksadana pasar uang bisa jadi pilihan. Sebab, kinerja reksadana pasar uang cenderung stabil di tengah fluktuasi pasar. Reksadana pasar uang juga menempatkan aset berisiko rendah jangka pendek seperti surat utang dan deposito. Tentunya akan sangat membantu menekan risiko besar pada investasi saham. Kalau mau investasi di reksadana pasar uang, pakai Xsaver saja!