
27 Mar 4 Jenis Reksadana, Paling Untung hingga Ramah Investor Pemula
Mengingat popularitas reksadana yang cukup meningkat beberapa waktu belakangan ini, wajar kalau kamu ikut tertarik untuk mencobanya. Namun, usahakan jangan gegabah, ya. Bekali dulu diri kamu dengan berbagai informasi penting seputar reksadana, termasuk jenis-jenis reksadana yang menawarkan keuntungan berbeda. Secara umum, ada empat jenis reksadana yang bisa kamu pilih, mulai dari yang paling menguntungkan sampai yang paling ramah buat investor pemula. Apa saja?
Reksadana saham
Kalau dibandingkan dengan ketiga jenis reksadana lainnya, reksadana saham memberikan keuntungan yang paling besar. Namun, seperti prinsip high risk high return, risiko dari reksadana saham pun juga cukup tinggi. Namanya juga reksadana saham, tentunya sebagian besar uang kamu bakal ditempatkan ke instrumen saham.
Nah, tingginya fluktuasi saham inilah yang membuat risiko investasi reksadana saham cukup tinggi. Itulah kenapa pula reksadana saham lebih cocok untuk kamu yang punya profil risiko agresif alias berani mengambil risiko. Selain itu, karena tingkat fluktuasinya yang cukup tinggi pula, reksadana saham idealnya dipilih untuk investasi jangka panjang, minimal lima tahun.
Reksadana campuran
Sesuai namanya, reksadana campuran bakal menempatkan uang kamu ke berbagai instrumen, mulai dari pasar uang, obligasi, hingga saham. Dengan kata lain, komposisi portofolio untuk jenis reksadana satu ini pun cenderung lebih fleksibel. Tingkat keuntungannya memang tidak setinggi reksadana saham, tapi risikonya pun relatif lebih rendah. Adanya diversifikasi portofolio bisa membantu kamu meminimalisir risiko.
Misalnya, jika indeks saham sedang anjlok, kamu masih bisa mengandalkan keuntungan dari instrumen lain. Asyiknya lagi, kamu tidak perlu pusing sendirian menentukan produk reksadana mana yang harus dibeli. Kalau berinvestasi reksadana campuran pakai aplikasi Xdana Pro, kamu bakal dibantu oleh manajer investasi profesional. Di awal registrasi, kamu juga diminta menjawab sejumlah pertanyaan untuk menentukan profil risiko agar produk reksadana yang ditawarkan bisa sesuai.
Reksadana pendapatan tetap
Pada jenis reksadana pendapatan tetap, sebagian besar uang investor ditempatkan di obligasi. Idealnya, jangka waktu dari reksadana pendapatan tetap adalah 1-3 tahun, cocok buat kamu yang memiliki tujuan keuangan berjangka waktu sedang. Contohnya, menyiapkan perjalanan umrah atau dana pendidikan anak.
Tentunya fluktuasi masih berlaku walaupun intensitasnya tidak setinggi reksadana saham. Performa reksadana pendapatan tetap sangat dipengaruhi oleh kondisi suku bunga acuan Bank Indonesia. Jadi, kalau rate Bank Indonesia menurun, maka biasanya harga obligasi akan naik. Kalau harga obligasi naik, maka nilai reksadana pendapatan tetap pun akan ikut meningkat.
Reksadana pasar uang
Nah, ini dia jenis reksadana yang disarankan banget buat para pemula. Hal ini bukannya tanpa alasan, Xultan. Reksadana pasar uang memang memiliki risiko yang relatif paling rendah jika dibandingkan jenis-jenis reksadana lainnya. Fluktuasinya tidak besar karena uang investor ditempatkan pada instrumen-instrumen pasar uang seperti deposito atau obligasi berjangka waktu setahun.
Kabar baiknya lagi, reksadana pasar uang juga tidak membutuhkan modal awal yang besar untuk mulai investasi. Bahkan kalau kamu berinvestasi reksadana pasar uang menggunakan aplikasi Xsaver, kamu cuma perlu menyiapkan uang minimal Rp50.000 sebagai modal awal. Sangat terjangkau, bukan?
Dari keempat jenis reksadana di atas, mana yang bakal kamu pilih untuk berinvestasi? Yang penting, cari tahu dulu apa profil risiko kamu agar kamu tidak salah langkah dalam memilih reksadana yang paling sesuai. Selamat berinvestasi!