fbpx

4 Alasan Pengeluaran Bulan Puasa Lebih Besar dari Biasanya

Alasan Pengeluaran Bulan Puasa Lebih Besar dari Biasanya

4 Alasan Pengeluaran Bulan Puasa Lebih Besar dari Biasanya

Selama bulan Ramadan, umat muslim diwajibkan untuk puasa selama kurang lebih tiga puluh hari. Mereka hanya boleh makan dan minum saat matahari sudah terbenam hingga sebelum matahari kembali terbit. Dengan jadwal makan yang berkurang, seharusnya pengeluaran bulan puasa bisa lebih hemat, dong? Namun, yang sering terjadi justru sebaliknya: pengeluaran bulan puasa jadi lebih besar daripada pengeluaran hari biasa. Kira-kira apa saja yang menyebabkan hal ini bisa terjadi?

Banyak harga barang yang meningkat

Saat Ramadan, terutama semakin mendekati Lebaran, harga kebutuhan pokok biasanya bakal mengalami kenaikan. Sebut saja cabai rawit dan bawang putih yang sepertinya setiap tahun selalu langganan naik harga. Karena harganya naik, secara otomatis pengeluaran bulan puasa kamu pun bakal lebih besar dari biasanya. Memangnya kenapa, sih, hal ini bisa terjadi?

Kondisi tersebut tidak terlepas dari supply dan demand, Xultan. Demand atau permintaan masyarakat akan komoditas pangan meningkat, sementara jumlah supply-nya tetap. Nah, selain kebutuhan pokok, akomodasi seperti tiket pesawat dan kereta api untuk mudik juga biasanya bakal mengalami kenaikan harga. Kamu bisa mengakalinya dengan membeli sejak dua bulan sebelumnya agar mendapatkan harga lebih murah.

Lapar mata karena tergiur promo menarik

Lapar mata karena tergiur promo menarik

Coba kamu jalan-jalan ke mall saat bulan puasa. Pasti ada banyak banget toko yang menawarkan promo atau sale besar-besaran. Tidak usah jauh-jauh ke mall, deh, berbagai situs e-Commerce dan toko online pun pasti ikutan menawarkan beragam promo menggiurkan saat menjelang Lebaran.

Dari yang awalnya merasa biasa saja, lama lama kamu pun terpancing juga untuk ikut belanja. Mumpung lagi diskon! Begitu biasanya kalimat yang sering dijadikan alasan. Padahal, belum tentu barang yang kamu beli itu merupakan kebutuhan kamu. Alhasil, pengeluaran bulan puasa jadi membengkak, deh.

Terlalu banyak acara buka puasa bersama

Ramadan memang menjadi momen yang pas banget untuk kumpul bersama orang-orang tersayang. Biasanya acara kumpul-kumpul ini diadakan sambil buka puasa bersama. Acara ini memang seru dan mengasyikkan, tapi kalau dilakukan terlalu sering, apa tidak berpotensi membuat kantong kamu jebol? Apalagi kalau acara buka puasa dilakukan di kafe atau restoran fancy, pasti harus keluar uang banyak.

Sebaiknya, batasi jumlah acara buka puasa yang mau kamu hadiri. Tidak harus semua tawaran kamu iyakan, kok. Sebagai alternatif buka puasa lebih murah, kamu juga bisa mengadakannya di rumah kamu atau teman. Minta setiap orang membawa makanan atau minuman sehingga bisa lebih hemat!

Merasa tenang karena dapat THR

Merasa tenang karena dapat THR

Sebetulnya kebanyakan orang sadar, kok, kalau pengeluaran bulan puasa mereka cenderung lebih banyak dari hari-hari biasa. Namun, mereka—bahkan mungkin juga kamu—merasa tenang-tenang saja karena masih ada Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterima dari kantor nanti. Memang, sih, THR bisa jadi pemasukan tambahan yang lumayan, tapi apa kamu yakin kondisi finansial bisa tetap terselamatkan?

Mau dapat THR sebanyak apa pun, pasti bakal cepat habis juga kalau kamu tidak mengelolanya dengan baik. Coba, deh, bikin daftar pengeluaran dan patuhi. Lalu, agar nanti tidak bangkrut setelah Ramadan dan Lebaran, sisihkan minimal 10% uang THR untuk investasi. Kamu bisa pakai aplikasi reksadana pasar uang Xsaver untuk berinvestasi dengan modal Rp50 ribu saja!

 

Sekarang sudah tahu, kan, kenapa pengeluaran bulan puasa bisa lebih banyak daripada hari-hari biasa? Dengan mengetahui alasan-alasan tersebut, semoga kamu bisa lebih bijak mengeluarkan uang selama Ramadan dan Lebaran nanti, ya!